Dengarlah Jerit Pahlawan Devisa dari Saudi Arabia!!!

Saat sedang asyik facebookan membahas soal jatuh cinta karena tulisan di DBlogger Community, tiba-tiba YM-ku ada yang menyapa, siapakah dia? Namanya Khusnul Kotimah, katanya tau YM-ku dari blogku saat membaca tulisanku yang berbau-bau TKI (Delima Sang Pahlawan Devisa). Siapakah Khusnul Qotimah itu? Yah, biar lebih akrab aku sebut saja mbak Khusnul yaitu seorang TKI asal Kerawang yang bekerja di Arab, Mbak Khusnul baru sekitar 3 bulan kerja diarab bersama suaminya mas Sopian. Kebetulan mereka bisa kerja satu majikan, mbak Khusnul kerjanya mengurus seorang nenek dan bersih-bersih rumah, sedangkan sang suami bekerja sebagai supir. Mbak Khusnul banyak cerita soal derita-derita TKI yang ada di sana dan menyarankanku untuk membuat tulisan lagi seputar TKI agar pemerintah gak hanya omong kosong dalam menangani soal TKI. Menurut Mbak Khusnul pemerintah itu seolah gak ada wibawanya, Ruyati di pancung seolah gak bisa berbuat apa-apa. Soal kabar bahwa pak Susilo Bambang Yudoyono akan melarang pengiriman TKW, mbak Khusnul bilang “TUTUP AJA DARI SEKARANG JGN BULAN DEPAN”.

Apa saja masalah-masalah TKI di Saudi Arabia yang diceritakan oleh mbak Khusnul? Berikut adalah beberapa point yang bisa aku ambil dari pembicaraan semalam:

#MAJIKAN
Sebagian majikan di Arab menganggap bahwa tenaga yang dipekerjakan itu seperti budak yang sudah mereka beli, jadi ibarat barang yang sudah dibeli mau di apain aja ya terserah pembelinya, entah mau dibanting, digoreng, direndam, diinjak-injak, apapun sesukanya yang beli. Jadi disana itu tidak sedikit majikan yang berbuat semena-mena alias tidak manusiawi, disiksa-disekap itu seolah hal yang biasa, yang perempuan-perempuan dipaksa disuruh ngeladeni napsu majikanya, kalau gak mau disiksa majikan lakinya dan kalau mau nantinya bakal disiksa majikan perempuanya, mau gak mau yang ada ya disiksa. Jadi misalnya ada TKW yang pulang-pulang bukanya bawa sebongkah berlian tapi justru bawa anak itu ya wajar, karena mereka dipaksa untuk gitu-gituan. Dan kalau misal ada TKI yang nekat berbuat kasar balik sama majikan itu awalnya juga dipicu oleh kelakuan majikan yang tidak manusiawi itu.

#GAJI
Sebagian TKI yang sudah kerja selama 1 bulan tidak lantas mendapatkan gaji, baru setelah 3 bulan kemudian mereka mendapatkan gaji, itu juga kalau majikannya punya hati, kalau tidak ya tidak digaji sama sekali yang mereka dapat ya hanya siksaannya saja.

#PERGAULAN DIBATASI
Kerja disana itu tinggal satu rumah,satu atap, satu pintu sama majikan jadi kalau sudah dapat tipe majikan yang enggak enak dapat dipastikan pergaulan dibatasi, apapun serba diawasi, buang sampah saja diawasi apa lagi ngerumpi dengan teman yang lainnya jelas tidak bisa. Jadinya gak bisa saling tukar kabar atau informasi karena semua serba tertutup. Hal ini berbeda jauh dengan TKI yang di Jepang, setauku kalau TKI yang di Jepang itu serba terjamin dan salah satu fasilitas mereka adalah Internet, jadi hal yang wajar bila mereka eksis di facebook ataupun YM, aku tau karena tetanggaku banyakan TKI di Jepang. Lalu kalau komunikasi serba terbatas, kenapa mbak Khusnul bisa chatingan? Mbak Khusnul nyambung internet anak majikannya, kebetulan majikannya bukan tipe yang semena-mena. Apa yang ia ceritakan adalah masalah-masalah yang dialami TKI lain disana. Mbak Khusnul sering menjumpai para TKI yang kabur di tempat-tempat perbelanjaan, setelah ngobrol ya kebanyakan masalahnya adalah majikan yang seenaknya, gaji gak dibayar, disiksa, disuruh ngeladenin napsu majikannya dan sejenisnya.

#Bingung Harus Bagaimana dan Kemana
Sebagian mereka yang mendapatkan majikan dengan tipe semana-mena itu “Bingung Harus Bagaimana dan Kemana”. Disana kan ada KBRI, Kenapa mereka tidak mengadu saja ke KBRI? TAKUT, itulah alasannya. Takut apa? Takut tambah disiksa sama majikan. Karena kalau misal ngadu ke KBRI itu penyelesaiannya Cuma si majikan ditelphon suruh datang, diajak bicara sebentar lalu ujung-ujungnya yang ngadu itu tetap diajak pulang si majikan, nah disitulah ketakutan mereka, karena bisa aja si majikan emosi terus tambah disiksa aja. Kalau soal bicara kan sudah pasti bos sama pegawai lebih lihai ngomong ketimbang pegawainya, jadinya pihak KBRI lebih percaya omongan majikan dari pada aduan para TKI. Selain itu gak semua aduan itu ditanggapi, kalau misal ada TKI yang mengadu lalu pihak KBRI telphon si majikan suruh datang tapi si majikan gak datang ya ujung-ujungnya gak ada penyelesaian alias aduan gak ditindak lanjuti. Dengan kondisi KBRI yang sedemikian rupa disana, kebanyakan para TKI yang mendapati majikan bermasalah milih kabur saja!

#Nasib Setelah Kabur
Jalan pintas yang sebagian besar dilakukan oleh para TKI yang mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari majikan adalah kabur dari rumah majikannya. Meskipun kabur bukanlah hal pengakhir derita mereka tapi paling tidak mereka terbebas dari siksaan. Masalah baru yang mereka hadapi setelah kabur adalah tidak punya tempat tinggal, tidak bisa pulang ke Indonesia karena tidak punya uang, susah cari kerjaan ditempat lain karena dokumen disita majikan jadi sebagian mereka yang kabur hanya dengan tangan kosong. Bukan hanya itu saja, mereka harus main kucing-kucingan sama petugas karena kalau ketangkep yang ada mereka dimasukin kepenjara.

Kalau sudah kabur mau ngadu ke KBRI juga susah karena dipintu masuk aja dijaga ketat, ditanya identitas dan lianya kalau gak punya ujung-ujungnya ya ditangkap. Lalu para TKI yang kabur itu sebenarnya tinggal dimana? Mereka yang kabur biasanya diam-diam datang kepusat keramaian seperti tempat perbelanjaan dengan harapan bertemu dengan orang Indonesia yang mau menolongnya. Jika nasibnya baik, mereka ketemu dengan orang Indonesia lalu diajak tinggal ke kontrakan atau ke tempat tinggal para TKI yang jadi supir, jadi diam-diam mereka tinggal dikamar para supir. Bila nasib tak baik, kena rasia bisa jadi antara penolong dan ditolong sama-sama kena hukuman kategori zina dengan hukuman 1 tahun penjara kadang juga lebih plus dicambuk setiap hari Jumat.

Lalu apakah disana tidak ada tempat penampungan bagi para TKI bermasalah? TIDAK ADA, mereka hanya mengandalkan solidaritas dari orang-orang yang peduli dengan nasib mereka. Lalu bagaimana dengan peran KBRI? Kalau sudah menyangkut KBRI urusannya rumit, harus pakai data-dokumen serba komplit, kalau tanpa dokumen ya sulit dapat perlindungan!

Apa harapan para TKI disana? Mereka berharap:
- Pemerintah benar-benar serius menangani masalah TKI, bukan sekedar omong kosong.
- Jangan lamban dalam menyelesaikan masalah-masalah para TKI.
- Pemerintah harus berani mengambil tidakan tegas atas warganya yang sudah terlanjur menderita.
- Sediakan penampungan bagi para TKI yang bermasalah.
- Sediakan saluran tenaga kerja, jadi bagi yang sudah kabur bisa kerja ditempat lain, jangan dikembalikan ke majikan lama.
- Bagi yang sudah tidak ingin lagi bekerja disana mohon dibantu dipulangkan

Dialog Closing-ku dengan mbak Khusnul:
Aku: mbak khusnul ada pesen gak, misalnya buat calon-calon TKI yang belum terlanjur berangkat gitu?
Mbak Khusnul: aq cuma pesen klo mau berangkat sm suami aja trs klo utk yg singel lebih baik jgn berangkat
Aku: ada hal yang mau disampaikan lagi gak?
Mbak Khusnul: buat pemerintah usahakan ada wadah tuk para kaburan tuk bisa kerja lg atau pulang.


Sumber: http://widhawati.blogdetik.com





Dengarlah Jerit Pahlawan Devisa dari Saudi Arabia!!!
Item Reviewed: Dengarlah Jerit Pahlawan Devisa dari Saudi Arabia!!! 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Emoticon? nyengir

Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^

Komentar Terbaru

Just load it!