Kepala Badan Keselamatan Lalu Lintas dan Jalan Raya Amerika atau National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) David Strickland mengatakan kalau pemerintah Amerika tidak akan membiarkan para pengemudi mengabaikan keselamatan mereka hanya karena ada teknologi seperti ini.
"Aku keluar di kantor pusat Google beberapa bulan yang lalu. Fantastis melihat jumlah pekerjaan yang mereka lakukan, tapi tidak sangat mudah," kata Strickland seperti detikOto kutip dari USA Today, Jumat (17/6/2011).
"Saya hanya tidak berpikir publik Amerika siap untuk itu," imbuhnya.
Strickland dan Menteri Transportasi AS Ray LaHood memang sangat membenci semua hal yang bisa menggangu para pengendara. Mereka juga sudah mengatakan ini kepada pembuat, pemasok, penyedia piranti nirkabel, pengembang perangkat lunak untuk memahami bahwa meminimalkan gangguan pengemudi harus menjadi prioritas fitur-fitur yang ada di kendaraan masa depan.
Sebab pada tahun 2009 menurut NHTSA sekitar 33.000 orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas di Amerika. 995 dari mereka yang tewas adalah para pengemudi yang menggunakan ponsel saat mengemudi.
Strickland juga mengatakan bahwa dirinya akan melawan semua teknologi yang dianggap tidak aman bagi para pengendara yang mencoba untuk mengubah kendaraan menjadi smartphone di atas roda.
"Aku hanya memberitahu semua orang bahwa sebuah mobil bukanlah perangkat mobile," jelas Strickland. "Saya tidak punya kepentingan untuk membuat orang ngetweet lebih dan tidak ada kepentingan untuk membantu orang memposting sesuatu di Facebook," tambahnya.
Seperti pernah diberitakan detikOto, Google saat ini sedang mengembangkan teknologi mobil kemudi otomatis. Sebuah teknologi yang memungkinkan sebuah mobil untuk bisa berjalan sendiri sampai ke tujuan.
Tahun lalu mereka melakukan tes terhadap teknologi ini di jalanan California, Amerika Serikat dengan mengunakan Toyota Prius yang sudah dimodifikasi dengan menambahkan kamera video di bagian atap, sensor radar dan laser untuk mengetahui kondisi lalu lintas di sekitar.
Sebelumnya Universitas Parma juga mengetes mobil tanpa pengemudi yang melintasi 12.800 kilometer jalan melalui jalur antara Italia dan China melintasi Rusia, Siberia hingga gurun Gobi dan terakhir di Shanghai.
( syu / ikh )
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^