Versi listrik dari mobil yang memiliki nama Spark di Indonesia tersebut diperlihatkan General Motors di India dan diharapkan akan menjadi solusi bagi masa depan dunia yang kini masih sangat tergantung pada minyak bumi yang cadangannya semakin menipis.
Seperti dilansir situs resmi GM India, Presiden & Managing Director General Motors India, Karl Slym mengatakan kalau General Motors yang merupakan prinsipal Chevrolet berkomitmen untuk menyediakan mobil listrik untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak di dunia.
General Motors sendiri memiliki salah satu laboratorium baterai yang paling maju di dunia di Technical Center di Warren, Michigan, Amerika Serikat dan akan segera membuka laboratorium sejenis di China.
"Chevrolet Beat dipilih sebagai mobil terbaik untuk mengevaluasi teknologi. Kami sangat senang bahwa India dipilih Chevrolet sebagai pasar yang penting untuk menguji teknologi baterai listrik, sementara tim engineering kami mencari cara untuk terus membuat teknologi ini lebih terjangkau," ungkapnya.
Chevrolet Beat Battery Electric Vehicle (BEV) didukung oleh baterai lithium-ion dengan 300 cell dengan kapasitas energi total sekitar 20 kWh. Baterai yang memiliki berat 270 kg ini setidaknya mampu membawa Beat menjelajah sejauh 130 km di bawah kondisi mengemudi normal.
Baterai ini dikatakan juga bisa terus bekerja pada temperatur mulai dari sekitar -20 ℃ sampai 45 ℃ dan dapat diisi ulang tenaganya dalam waktu kurang dari 8 jam dengan menggunakan daya listrik 240V.
Kekuatan baterai tersebut ditransfer melalui transmisi dengan percepatan tunggal dan memberi energi untuk motor listrik yang diboyongnya untuk memproduksi tenaga sekitar 45 kW.
Munculnya Chevrolet Beat Battery Electric Vehicle (BEV) ini pun menjadi wajah lain dari Beat/Spark. Sebab sebelumnya GM juga sudah memperlihatkan mobil ini dalam versi bahan bakar gas.
( syu / ddn )
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^